Percayahkah anda: Sejak dulu manusia selalu ditakdirkan untuk saling membunuh, pendusta, penghianat, idiot, maling, bajingan, rakus, pencemburu, ambisius, berpikiran buas, bermoral bejat, munafik dan goblok...

4 Sep 2010

Nyai Ontosoroh Menggugat


Oleh: SangKodok
Foto by: Arits Djenggot



Ya, betul. Betul sekali!

Nyai Ontosoroh dengan berang dan berani menggugat penguasa. Dengan tudingan telunjuknya dan mata berapi-api, Nyai Ontosoroh menggugat ketidak-adilan, menggugat diskriminasi terhadap dirinya, sebagai orang pribumi. Menggugat diskriminasi terhadap menantunya, Minke. Hakikatnya Nyai Ontosoroh menggugat penindasan dan diskriminasi penguasa kolonial Belanda terhadap bangsa Indonesia.


Perkawinan Annelies, putri Nyai Ontosoroh dengan Minke, anak bupati Jawa, tidak diakui oleh penguasa Belanda. Dikatakan bahwa Annelies masih di bawah umur. Juga dikatakan bahwa Annelies bukan putri dari Nyai Ontosoroh. Annelies hanyalah putri dari Herman Melemma. Si tuan majikan yang telah 'membeli'nya dari orangtuanya. Kemudian menjadikannya gundik, dengan sebutan 'Nyai'. Penguasa Belanda menolak mengakui Annelies adalah hasil hubungan Nyai Ontosoroh dengan tuan Melemma. Karena itu, katanya, bukan perkawinan yang disahkan hukum Hindia Belanda. Nyai Ontosoroh, semata-mata dianggap dan diperlakukan sebagai gundik belaka!.




Kongkalikong penguasa dengan pengadilan kolonial telah merenggutkan putri satu-satunya Nyai Ontosoroh, Annelies, dari ibu kandungnya.


Maka, Nyai Ontosoroh tampil berani menggugat pengadilan dan penguasa Belanda. Kekuasaan kolonial Belanda yang begitu kokoh bercokol di Indonesia, tidak memungkinkan Nyai Ontosoroh bisa mencapai kemenangan di pengdilan kolonial Belanda. Demikianlah bisa diperkirakan sejak semula, bahwa Nyai Ontosoroh kalah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar